Beranda

Monday, April 18, 2016

penilaian portofolio

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para pakar pendidikan dan psikologi di Indonesia banyak memberikan pandangan dan analisisnya terhadap mutu pendidikan, tetapi hingga saat ini tidak pernah tuntas, bahkan muncul masalah-masalah pendidikan yang baru. Masalah mutu pendidikan yang banyak dibicarakan adalah rendahnya hasil belajar peserta didik. Padahal kita tahu, bahwa hasil belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sikap dan kebiasaan belajar, fasilitas belajar, motivasi, minat, bakat, pergaulan, lingkungan keluarga, dan yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian hasil belajar itu sendiri. Menyinggung tentang kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian proses dan hasil belajar, memang masih sangat kurang. Kebanyakan guru melakukan penilaian lebih menekankan pada hasil belajar, sedangkan proses belajar kurang diperhatikan bahkan cenderung diabaikan. Padahal, proses belajar sangat menentukan hasil belajar. Disamping itu, guru-guru juga terbiasa dengan kegiatan-kegiatan penilaian rutin yang sifatnya praktis dan ekonomis sehingga tidak heran jika guru banyak menggunakan soal yang sama dari tahun ke tahun. Hal ini sudah dialami oleh mereka (guru) sejak mulai bekerja sebagai guru sampai sekarang. Sebenarnya guru pun sering mengikuti pelatihan tentang evaluasi pembelajaran atau penilaian hasil belajar, tetapi setelah pelatihan, mereka tetap kembali ke habitat semula, yaitu memberikan tes tertulis, baik dalam formatif maupun sumatif, tanpa melakukan variasi, perbaikan, penyempurnaan atau inovasi dalam pelaksaan penilaian. Mengingat cara-cara penilaian selama ini terdapat banyak kelemahan, maka sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetemsi 2004, diperkenalkan suatu konsep penilaian baru yang disebut “penilaian berbasis kelas” (classroom-based assessment) dengan salah satu model atau pendekatannya adalah “penilaian berbasis portofolio” (portofolio-based assessment), yaitu suatu model penilaian yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mengungkapkan dan menilai peserta didik secara komprehensif, objektif, akurat, dan sesuai dengan bukti-bukti autentik (dokumen) yang dimiliki peserta didik. Implikasi pemberlakuan Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 terhadap pola penilaian pembelajaran di sekolah adalah: Pertama, guru dan kepala sekolah harus berperan sebagai pembuat keutusan (decision maker) dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum, termasuk proses pembelajaran. Kedua, guru harus menyusun silabus yang menjamin terlaksananya proses pembelajran yang terarah dan bermakna. Ketiga, guru harus melakukan continous-authentic assessment yang menjamin ketuntasan belajar dan pencapaian kompetensi peserta didik. Dan pada makalah ini, kita akan membahas mengenai penilaian portofolio pada proses pembelajaran di kelas. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan penilaian portofolio? 2. Apa saja tujuan dan fungsi dari penilaian portofolio? 3. Bagaimana prinsip-prinsip penilaian portofolio? 4. Bagaimana karakteristik penilaian portofolio? 5. Apa perbedaan penilaian portofolio dengan penilaian yang lainnya? 6. Apa saja jenis dan bentuk dari penilaian portofolio? 7. Bagaimana penerapan penilaian portofolio? 8. Bagaimana tahapan pengembangan penilaian portofolio? 9. Kapan proses penilaian portofolio dilakukan? 10. Bagaimana cara pelaporan asassemen portofolio? 11. Apa kelebihan dan kelemahan dari penilaian portofolio? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui tentang penilaian portofolio 2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari penilaian portofolio 3. Untuk mengetahui dan memahami prinsi-prinsip yang ada pada penilaian portofolio 4. Untuk mengetahui karakteristik penilaian portofolio 5. Untuk mengetahui perbedaan penilaian portofolio dengan penilaian yang lainnya 6. Untuk mengetahui dan memahami beberapa jenis dan bentuk dari penilaian portofolio 7. Untuk mengetahui penerapan penilaian portofolio 8. Untuk mengetahui tahapan pengembangan penilaian portofolio 9. Untuk mengethaui dan memahami Kapan proses penilaian portofolio dilakukan 10. Untuk mengetahui cara pelaporan asasemen pada portofolio 11. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari penilaian portofolio BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Penilaian Portofolio Istilah portofolio (portofolio) pertama kali digunakan oleh kalangan potografer dan artis. Melalui portofolio, para potografer memperlihatkan prospektif pekerjaan mereka kepada pelanggan dengan menunjukka koleksi pekerjaan yang dimilikinya. Secara umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seorang, kelompok, lembaga, organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses. Dalam dunia usaha, portofolio banyak digunakan untuk menilai keeefektifan suatu proses produksi dari jenis produk tertentu. Dalam dunia kesehatan, portofolio dapat dilihat dari Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan untuk memantau perkembangan pertumbuhan bayi dari 0 tahun sampai usia tertentu. Portofolio berasal dari bahasa inggris ”portofolio” yang artinya dokumen atau surat-surat. Pendapat lain menyatakan portofolio berasal dari kata kerja “potare” berarti membawa dan kata benda bahasa latin “foglio”, yang berarti lembaran atau “kata kerja”. Portofolio tempat berisikan benda pekerjaan, lembaran, nilai dan profesional. Dalam konteks ini portofolio adalah koleksi berharga dan berguna berisikan benda pekerjaan peserta didik yang menceritakan atau menerangkan sejarah prestasi atau pertumbuhan peserta didik Dalam dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan pembelajaran. Portofolio juga dapat dipandang sebagai suatu proses sosial pedagogis, yaitu sebagai collection of learning experience yang terdapat didalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan (cognitive), keterampilan (psychomotor) maupun sikap dan nilai (affective). Artinya, portofolio bukan hanya berupa benda nyata, melainkan mencakup “segala pengalaman batiniah” yang terjadi pada diri peserta didik. Portofolio juga dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengumpulkan semua dokumen dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari, baik dikelas, di halamansekolah atau diluar sekolah. Dalam bidang bahasa, portofolio dapat merupan suatu adjective yang sering disandingkan dengan konsep lain, seperti pembelajaran dan penilaian, karena itu timbul istilah portfolio-based instruction dan portfolio-based assessment. Menurut para ahli, portofolio memiliki beberapa pengertian. Ada yang memandang sebagai benda/alat, dan ada pula yang memandang sebagai metode/teknik/cara. Portofolio sebagai suatu wujud benda fisik, atau kumpulan suatu hasil (bukti) dari suatu kegiatan, atau bundelan, yakni kumpulan dokumentasi atau hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam suatu bundel. Misalnya, bundelan hasil kerja peserta didik mulai dari tes awal, tugas-tugas, catatn anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, sampai pada tes akhir. Portofolio ini merupakan kumpulan karya terpilih dari peserta didik, baik perseorangan maupun kelompok. Istilah karya terpilih menunjukkan bahwa tidak semua karya peserta ndidikdapat dimasukkan ke dalam portofolio tersebut. Karya yang diambil adalah karya terbaik, karya yang paling pentingdari pekerjaan peserta didik, yang bermakna bagi peserta didik, sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kempetensi yang telah diterapkan. Penilaian portofolio berbeda dengan jenis penilaian yang lain. Penilaian portofolio adalah pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik, sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam periode tertentu. Jadi, penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja. Salah satu keunggulan penilaian portofolio adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak terlibat, dan peserta didik sendiri dapat dengan mudah mengontrolsejauh mana perkembangan kemampuan yang telah diperolehnya. Jadi, peserta didik akan mampu melakukan penilaian diri (self-assessment). Keterampilan menemukan kelebihan dan kekurangannya sendiri, serta kemampuan untuk menggunakan kelebihan tersebut dalam mengatasi kelemahannya merupakan modal dasar penting dalam proses pembelajaran. Pophan (1994) menjelaskan, “penilaian portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik ata hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu”. Dalam sistem penialaian portifolio, guru membuat file untuk tiap-tiap peserta didik, berisi kumpulan sistematis ata hasil prestasi belajar mereka selama mengikuti proses pembelajaran. Di dalam file portofolio, guru mengumpulkann bukti fisik dan catatan prestasi peserta didik, seperti hasil ulangan, hasil tugas mandiri, serta hasil pratikum. Selain prestasi akademik, isi file juga dapat di elaborasi dengan lembar catatan prestasi nonakademik, yakni rekaman profile peserta didik yang meliputi aspek kerajinan, kerapian, ketertiban, kejujuran, kemampuan kerja sama, sikap, solidaritas, toleransi, kedisiplinan, prestasi olahraga, kesenian, kepramukaan, dan lain-lain. Data yang terkumpul dari waktu ke waktu ini kemudian digunakan oleh guru untuk menilain dan melihat perkembangan kemampuan serta prestasi akademik peserta didik dalam periode tersebut. File portofolio sekaligus akan memberikan umpan balik (feed back), baik kepada guru maupun kepada peserta didik. Bagi guru, file yang berisi prestasi peserta didik ini akan memberikan m asukan (input) untuk penilaian proses, terutama dalam memperbaikii strategi, metode dan manajemen pembelajaran dikelas. Melaui analisis file portofolio, guru dapat mengetahui potensi, karakter, kelebihan, dan kekurangan peserta didik. Bagi peserta didik, file ini dapat menjadi dasar pijakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kelemahan atau kekurangannya dalam proses pemeblajaran maupun penguasaannya tentang suatu pokok dalam proses pembelajaran maupun penguasaannya tentang suatu pokok bahasan atau materi pelajaran tertentu. Proses terjadinya umpan balik sangat dimungkinkan, karena dalam sistem penilaian portofolio, data yang terekam dalam file tidak hanya dikumpulkan saja kemudian selesai, tetapi akan dianalisis secara kolaboratif dengan melibatkan guu, peserta didik, dan orang tua. Penilaian data melalui pembicaraan secara periodik dengan orang tua peserta didik merupakan progress report yang akurat tentang kemajuan prestasi belajar peserta didik serta perkembangann kepribadiannya. Selain dapat dipergunakan untuk memantau perkembangan peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar mereka, penilaian portofolio juga sangat bermanfaat bagi guru untuk menilai kebutuhan (need), minat (interest), kemampuan akademik (abilities), dan karakteristik peserta didik secara perorangan. Hal tersebut penting, karena seharusnya dalam suatu sistem penilaian, eksistensi peserta didik secara perorangan tidak boleh dieliminasikan sebagaimana yang sering terjadi dalam tes standar seperti SNM-PTN dan UAS-BN. Karya yang dapat dikumpulkan dalam sebuah portofolio Diberikan beberapa contoh berikut: 1. hasil proyek penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara tertulis 2. hasil kerja siswa dengan menggunakan alat rekam, atau komputer, atau disket 3. gambar atau laporan hasil pengamatan 4. deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah 5. laporan kerja kelompok 6. laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran (Depdiknas, 2004: 4) 7. penghargaan tertulis 8. hasil karya berupa tulisan, ringkasan (Surapranata dan Hatta, 2004: 39). Khusus mata pelajaran bahasa, Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004: 36) memberikan contoh dokumen dalam portofolio sebagai berikut: 1. catatan observasi guru tentang kemampuan berbicara siswa 2. tanggapan siswa terhadap cerita/dongeng yang dibacakan guru 3. daftar dan komentar singkat tentang buku yang telah dibaca 4. sinopsis bacaan yang dibuat 5. surat-surat yang dibuat 6. naskah pidato 7. karangan bebas (puisi, prosa) 8. laporan kunjungan 9. tulisan di majalah dinding. B. Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio Penilaian portofolio dapat digunakan sebagai alat formatif maupun sumatif. Portofolio sebagai alat formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari ke hari dan mendorong peserta didik dalam merefleksi pembelajaran mereka sendiri. Portofolio seperti ini difokuskan pada proses perkembangan peserta didik dan digunakan untuk tujuan formatif dan diagnostik. Penilaian portofolio ditujuan juga untuk penilaian sumatif pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Hasil penilaian portofolio sebagai alat sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi angka rapor peserta didik, yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. 1. Tujuan Penilaian Portofolio Pada hakikatnya tujuan portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik dalam belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan lampiran dari rapor; dengan demikian rapor harus dibuat. Gambar : Tujuan Penilaian Portofolio Tujuan portofolio ditentukan oleh apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan menggunakan penilaian tersebut. Dalam portofolio banyak digunakan tes tertulis (paper and pencil test), project, product, dan catatan kemampuan (records of performance). S. Surapranata dan M. Hatta (2004) mengemukakan penilaian portofolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu “menghargai perkembangan yang dialami peserta didik, mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung, memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik, merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi, meningkatkan efektivitas proses pengajaran, bertukar informasi dengan orang tua/wali peserta didik dan guru lain, membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada peserta didik, meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri, membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan”. 2. Fungsi Penilaian Portofolio Portofolio dapat dijadikan sebagai bahan tindak lanut dari suatu pekerjaan yang telah dilakuakn peserta didik sehingga guru dan orang tua mempunyai kesempatan untuk mengembangakan kemampuann peserta didik. Fungsi penilaian portofolio dapat kita lihat darii berbagai segi, yaitu : a. Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran. b. Portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, karena portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka. c. Portofolio sebagai alat penilaian autentik (autentic assessment). d. Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self-assessment. Maksudnya, peserta didik mempunyai kesempatan yang banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu. Gambar: Fungsi Penilaian Portofolio Selanjutnya, Direktorat PLP-Ditjen Dikdasmen-Depdiknas (2003) mengemukakan bahwa penilaian portofolio dapat digunakan untuk: (a) memperlihatkan perkembangan pemikiran atau pemahaman siswa pada periode waktu tertentu, (b) menunjukkan suatu pemahaman dari beberapa konsep, topik, dan isu yang diberikan. C. Prinsip-prinsip penilaian portofolio Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multi arah, yaitu dari guru ke peserta didik, dari peserta didik ke guru, dan antar peserta didik. Direktorat PLP Ditjen Depdiknas (2003) mengemukakan pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip: 1. Mutual trust (saling mempercayai) Artinya, jangan ada saling mencurigai antara guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik. Mereka harus sama-sama saling percaya, saling membutuhkan, saling membantu, terbuka, jujur, dan adil sehingga dapat membangun suasana penilain yang lebih kondusif, wajar dan alami sehingga hasil penilaian yang diperoleh betul-betul menggambarkan peserta didik yang sesungguhnya. 2. Confidentialily (kerahasiaan bersama) Artinya, guru harus menjaga kerahasiaan semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada, baik perseorangan maupun kelompok, tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada siapa pun sebelum diadakan pameran. 3. Joint ownership (milik bersama) Artinya, semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik karena itu harus dijaga bersam, baik penyimpanannya maupun penempatannya. 4. Satisfaction (kepuasan) Artinya, semua dokumen dalam rangka pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator harus dapat memuaskan semua pihak, baik guru, orangtua maupun peserta didik. 5. Relevance (kesesuaian) Artinya, dokumen yang ada harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator yang diharapkan.keseuaian ini berkaitan dengan kepuasan. Disamping prinsip tersebut, S.Surapranata dan M.Hatta (2004) menambahkan tiga prinsip, yaitu penciptaan budaya mengajar, refleksi bersama, serta proses dan hasil. Penilaian portofolio hanya dapat dilakukan jika pembelajarannya pun menggunakan pendekatan portofolio. Artinya, jika guru dalam pembelajarannya hanya menuntut peserta didik untuk menghafal pengetahuan atau fakta pada tingkat rendah, maka penilaian portofolio tidak akan bermakna. Penialian portofolio akan efektif jika pembelajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang nyata dan menggambarkan pengemabangan aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai pada taraf yang lebih tinggi. D. Karakteristik Penilaian Portofolio Menurut Barton dan Collins dalam S.Surapranta dan M.Hatta (2004) terdapat beberapa karakteristik esensial penilaian portofolio, yaitu multisumber, autentik, dinamis, eksplisit, integrasai, kepemilikan, dan beragam tujuan. Multisumber dimaksudkan bahwa pelaksanaan penilaian portofolio harus dilakukan dari berbagai sumber, seperti peserta didik, orangtua, guru, masyarakat, dan evidence lainnya seperti gambar, lukisan, jurnal, audio, dan video tape, baik secara tertulis maupun tindakan. Evidence yang dimaksud haruslah autentik dan berhubungan dengan program pembelajaran, kegiatan, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator yang hendak dicapai. Disamping itu, penilaian portofolio menuntut adanya pertumbuhan dan perkembangan dari setiap peserta didik. Oleh sebab itu, sebaiknya setiap evidence dari waktu ke waktu harus dikumpulkan dan didokumentasikan. Penilaian portofolio juga harus jelas, baik jenis, teknik, prosedur maupun kompetensi yang akan diukur. Dalam pelaksanaannya, antara kegiatan peserta didik di kelas dengan kehidupan nyata harus terintegrasi. Artinya, penilaian portofolio tidak terlepas dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik tidak jau dari apa yang mereka alami. Peserta didik juga dapat dengan mudah mengaitkan antara kemampuan yang diperolehnya dengan kenyataan sehari-hari. E. Perbedaan Penilaian Portofolio dengan Penilaian lainnya Beberapa perbedaan pokok antara tes sebagai suatu teknik atau alat penilaian yang selama ini digunakan guru dengan penilaian portofolio sebagai salah satu inovasi dalam pelaksanaan penilaian, diantaranya yaiitu: NO TES NO PENILAIAN PORTOFOLIO 1 Tes biasanya dilakukan untuk menilai kemampuan intelektual siswa melalui penguasaan materi pembelajaran 1. Penilaian portofolio menilai seluruh aspek perkembangan siswa baik intelektual, minat sikap, dan keterampilan. 2. Guru berperan sangat dominan dalam proses penilaian sedangkan siswa berperan sebagai orang yang dinilai. 2. Peserta didik terlibat dalam proses penilaian dengan menilai dirinya sendiri mengenai kemampuan beserta dalam perkembangannya. 3. Kriteria penilaian ditentukan satu untuk semua. 3. Kriteria penilaian ditentukan sesuai dengan kriteria siswa. 4. Keputusan berdasarkan penilaian ditentukan sendiri oleh guru. 4. Proses penilaian beserta pengambilan keputusan dilakukan dengan cara kolaboratif antara guru, siswa, dan orang tua. 5. Penilaian dilakukan dengan berorientasi pada pencapaian hasil belajar. 5. Penilaian berorientasi pada kemajuan, usaha yang dilakukan siswa termasuk pencapaian hasil belajar. 6. Penilaian merupakan kegiatan yang terpisah dari proses pembelajaran. 6. Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. 7. Penilaian melalui tes biasanya dilakukan pada akhir program pembelajaran. 7. Penilaian portofolio dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. F. Jenis-jenis Penilaian Portofolio Evaluasi, asesmen atau penilaian portofolio merupakan suatu bentuk penilaian yang sesungguhnya atau otentik (Collins, 1988 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Hal ini disebabkan karena pada asesmen portofolio sumber informasi yang dijadikan pertimbangan dalam bentuk pekerjaan siswa yang dikoleksi secara sistematis. Dengan demikian perkembangan kemampuan siswa dapat dilihat secara mudah. Sumber informasi berupa hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dalam berbagai bentuk diantaranya: • Hasil kerja laboratorium dalam wujud laporan hasil kerja. • Hasil pelaksanaan tugas oleh peserta didik misalnya buku tugas, buku PR, buku kerja, kliping, foto atau gambar • Hasil ulangan harian atau semester. • Penghargaan tertulis misalnya sertifikat mengikuti lomba baik tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, atau provinsi. • Daftar kehadiran • Catatan pribadi atau anekdik • Catatan tentang peringatan yangdiberikan guru ketika peserta didik melakukan suatu kesalahan. • Audio visual • Buku aktivitas Dari berbagai jenis asesmen portofolio yang ada, guru dapat mengumpulkannya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, tingkatan siswa dan jenis kegiatan yang dilakukan. Pada hakikatnya asesmen portofolio dapat dibedakan kedalam dua bentuk yang banyak dikenal dewasa ini, yaitu tinjauan proses (process oriented) dan tinjauan hasil (product oriented). Perbedaan kedua bentuk portofolio tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Tinjauan Proses Portofolio proses (process oriented) adalah jenis portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu ke waktu. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaiman peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draf awal, bagaiman proses awal terjadi dan waktu sepanjang peserta didik dinilai. Hal yang diniali mencakup kemampuan awal, proses, dan akhir suatu pekerjaan yang dilakukan peserta didik. b. Tinjauan Hasil Portofolio ditinjau dari hasil (product oriented) adalah jenis portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta didik, tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai evidence itu terjadi. Portofolio semacam ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Dalam beberapa literatur dapat ditemukan bahwa portofolio tampilan (show portofolios) dan portiofolio dokumentasi (documentary portofolios) merupakan contoh portofolio produk. c. Portofolio penampilan Portofolio penampilan (show Portofolios) adalah bentuk yang digunakan evidence terbaik yang dikerjakan oleh peserta didik ataupun kelompok peserta didik. Portofolio bentuk ini dirancang untuk menunjukan evidence peserta didik yangterbaik dalam satu kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasil belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio penampilan sangat berguna untuk penilaian yang bergantung kepada seberapa tepat isi portofolio telahg mengacu pada kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasilbelajar yang telah ditentukan dalam kurikulum. d. Portofolio dokumentasi Portofolio dokumentasi (documentary portofolios) adalah bentuk yang digunakan untuk koleksi evidence peserta didik yang khusus digunakan untuk penilaian dalam portofolio dokumentasi, hanya evidence peserta didik yang terbaik yang diseleksi yang akan diajukan dalam penilaian. Asesmen portofolio dokumentasi dalam portofolio kimia misalnya, tidak hanya berisi tentang hasil akhir laporan praktikum peserta didik, tetapi juga berbagai macam draf dan komentar peserta didik terhadap laporannya tersebut. Termasuk proses sampai dihasilkannya laporan praktikum tersebut. G. Bentuk-bentuk Penilaian Portofolio Dari kedua jenis asesmen portofolio tersebut dalam pelaksanaannya asesmen portofolio terbagi kedalam beberapa bentuk instrumen eavaluasi atau tes. Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut: a Cacatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenaiperilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan dan lembar rekaman kejadiannya. b Ceklist atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa c Skala penilaian yang mencatat isyarat tujuan kemajuan perkembangan siswa. d Respon-respon siswa terhadap pertanyaan e Tes skrinning yang berguna untuk mengidentidfikasi keterampilan siswasetelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, dan laporan kegiatan lapangan. H. Perencanaan Penilaian Portofolio Agar terarah, pengunaan portofolio harus dilakukan dengan perencanaan yang sistematis, melalui enam langkah di bawah ini. a) Langkah pertama: Menentukan maksud atau fokus portfolio Di dalam langkah ini guru melakukan kegiatan • menentukan tujuan penilaian dengan protofolio: apakah untuk memantau proses pembelajaran (process oriented), atau mengevaluasi hasil belajar (product oriented), atau keduanya • menentukan untuk apa penilaian dengan portofolio digunakan: apakah untuk menunjukkan proses pembelajaran kepada orang tua, atau penilaian pada akhir pembelajaran, atau pada akhir jenjang pendidikan • menentukan relevansi (kaitan) antara evidence dan tujuan (kompetensi) yang akan dinilai: perlu ditentukan apakah ada penilaian diri, audio, esai; apakah boleh dikerjakan bersama (kelompok) • menentukan seberapa banyak evidence yang ada di portofolio akan digunakan sebagai bahan penilaian • menentukan kompetensi (standar, dasar, dan indikator) apa yang ketercapaiannya hendak dinilai dengan portofolio • menentukan evidence yang dikumpulkan: apakah hanya karya terbaik, atau pertumbuhan atau perkembangannya, atau keduanya • menentukan apakah portofolio akan dipakai untuk penilaian formatif, atau sumatif, atau keduanya. • menetapkan siapa yang menentukan isi portofolio: apakah guru saja, guru dan siswa, atau pihak lain (misalnya orang tua). b) Langkah kedua: Menentukan aspek isi yang dinilai Di dalam lanagkah ini guru melakukan kegiatan • menentukan hanya karya terbaik siswa, atau karya yang berisi perkembangan belajarnya • menentukan pengetahuan, keterampilan, atau sikap apa yang menjadi aspek utama untuk dinilai • menentukan banyaknya evidence yang akan digunakan sebagai bahan penilaian c) Langkah ketiga: Menentukan bentuk, susunan, atau organisasi portofolio. Di dalam langkah ini guru melakukan kegiatan • menentukan bentuk portofolio • menentukan jenis isi dokumen, maksudnya, menentukan kompetensi dasar dan indikator apa yang harus dicapai dalam wujud evidence (yang mungkin berupa karya cipta atau catatan laporan, atau yang lain) • memberikan catatan/komentar/nilai terhadap setiap evidence oleh guru/ orang tua • menentukan apa yang harus ada dalam daftar isi portofolio • menentukan definisi tiap-tiap kategori atau jenis satuan isi dokumen. d) Langkah keempat: Menentukan penggunaan portfolio Dalam langkah ini guru melakukan kegiatan • menentukan penggunaannya: apakah untuk siswa saja, atau orang tua saja, atau kepala sekolah, guru lain, dan siswa lain • menentukan pembobotan nilai portofolio terhadap komponen penilaian lain dalam rangka penentuan nilai akhir/rapor • Apakah guru akan mendiskusikan isi portofolio itu dengan siswa yang bersangkutan? • Apakah portofolio itu akan ditunjukkan pula kepada orang tua siswa, kepala sekolah, guru lain, atau siswa lain? e) Langkah kelima: Menentukan cara menilai portfolio Dalam langkah ini guru melakukan kegiatan • menentukan pedoman (rubrik) penskoran untuk setiap isi portofolio • menentukan penilaiannya oleh guru sendiri atau guru dan siswa • menentukan pembuatan rubrik (pedoman penilaian secara rinci) lebih dahulu untuk menentukan penilaian atas portofolio; (penilaian sebaiknya tidak hanya didasarkan pada keberhasilan, tetapi juga atas prosesnya). Itulah sebabnya, kriteria yang sebaiknya dipakai: a bukti terjadinya proses b mutu kegiatan: apakah menunjukkan peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan melibatkan beberapa materi pokok, atau tidak, c keragaman pendekatan yang dipakai f) Langkah keenam: Menentukan bentuk atau penggunaan rubric Dalam langkah ini ditentukan apakah nilai portofolio akan dinyatakan sebagai satu skor saja dalam keseluruhan penilaian, atau tidak. Untuk menugasi siswa membuat portofolio, guru membuat persiapan sebagai berikut. • menentukan maksud portofolio: guru menetapkan apakah untuk menilai karya terbaik, atau menilai kemajuan siswa • menyesuaikan tugas dengan kurikulum, atau menyesuaikan tugas dengan tujuan mata pelajaran (kompetensi dan indikatornya) • menentukan indikasi: guru menentukan butir-butir apa yang harus terdapat dalam portofolio • menentukan format portofolio • menentukan pembatasan kuantitas, maksudnya panjang portofolio perlu dibatasi supaya tidak menjadi beban guru • menentukan rubrik (pedoman penskoran) Khusus penentuan rubrik penilaian dapat dipilih kriteria verbal, misalnya, kurang baik – baik – baik sekali; atau jelek sekali – jelek – sedang – baik – baik sekali; atau dengan angka. Level nilai yang ditetapkan bergantung pada terpenuhi atau tidaknya, atau lengkap-tidaknya persyaratan yang dipenuhi: makin lengkap, makin tinggi level nilainya. Contoh penilaian secara verbal dapat dibuka lagi di halaman 12 di muka, atau di Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004: 127). Berikut diberikan contoh penilaian dengan angka yang diambil juga dari Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004: 144). Contoh Penilaian dengan Angka Kompetensi Dasar Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi Nama peserta didik: Agus Suparman Tanggal: 28 Februari 2011 Indikator PENILAIAN • Menjelaskan pengertian kebutuhan manusia. • Mediskripsikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan manusia. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 < > > > < > < > < > > > < > < > < > < > Dicapai melalui: Komentar guru: Agus Suparman sudah sangat baik dalam memahami tentang pengertian kebutuhan manusia dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. • pertolongan guru • seluruh kelas • kelompok kecil • sendiri Komentar orangtua: I. Tahapan Pengembangan Penilaian Portofolio Pengembangan asesmen portofolio dalam pembelajaran kimia bertujuan untuk melengkapi data proses dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Berbagai aspek belajar siswa diharapkan dapat direkam dengan adanya asesmen portofolio, sehingga pada akhirnya siswa mendapatkan keadilan dan posisi yang benar-benar sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pada umumnya asesmen portofolio terdiri atas beberapa tahapan dalam pengembangannya, yaitu: a Penentuan Tujuan Portofolio Hal yang paling utama dalam asesmen portofolio adalah adanya tujuan (purpose) yang menunjukkan portofolio akan digunakan. Penentuan tujuan penggunaan portofolio sangat penting, mengingat tanpa adanya tujuan, guru maupun peserta didik tidak akan terarah dan cenderung mengerjakan portofolio seadanya. Sebagai contoh, apakah tujuan digunakan portofolio untuk memantau proses pembelajaran (process oriented) atau mengevaluasi hasil akhir (product oriented)? Untuk proses pembelajaran atau alat untuk penilaian? Memantau perkembangan peserta didik atau mengoleksi evidence peserta didik? Beberapa hal yang sangat penting dalam penentuan tujuan dan pengembangan asesmen portofolio adalah sebagai berikut: • Guru harus menentukan tujuan portofolio, apakah guru akan memantau proses pembelajaran atau mengevaluasi hasil akhir jika guru ingin mengevaluasi baik proses maupun hasil evidence peserta didik, mungkin guru akan menggunakan portofolio dokumentasi. • Guru harus menetapkan apakah penggunaan portofolio adalah untuk proses pembelajaran atau sebagai alat untuk penilaian. • Guru harus menetapkan apakah asesmen portofolio dilakukan dalam rangka memantau perkembangan peserta didik ataukah guru hanya bermaksud mengoleksi evidence peserta didik • Guru harus mengembalikan relevansi antara evidencepeserta didik dengan tujuan yang akan dinilai. • Guru harus menentukan pihak yang akan menjadi evidence dan untuk apakah portofolio digunakan? Apakah portofolio dugunakan untuk menunjukkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung kepada orang tua, penilaian diakhir tahun pembelajaran, diakhir jenjang pendidikan atau untuk memantau sistem pendidikan. • Guru harus menentukan seberapa banyak portofolio akan digunakan sebagai bahan penilaian? Akankah portofolio berisi evidence peserta didik yang begitu banyak dan luas atau hanya berisi evidence pilihan saja? Apakah seluruh evidence yang terpilih dapat menunjukkan kompetensi dasar dan atau indikator pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum Penentuan tujuan portofolio akan sangat berpengaruh terhadap penggunaan jenis portofolio (asesmen potofolio kerja, dokumentasi atau penampilan). Tujuan utama dilakukannya portofolio adalah untuk menentukan evidence peserta didik dan proses bagaimana evidence tersebut diperoleh sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta didik, yaitu telah mencapai kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Berikut ini adalah contoh tujuan asesmen portofolio yang sesuai Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok Ekonomi Tabel. 2 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok Ekonomi Kelas X SMA Semester 1 Standar Kompetensi: 2. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok 1.1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia • Menjelaskan pengertian kebutuhan manusia. • Menyebutkan 5 macam kebutuhan manusia. Tentang kebutuhan manusia Tentang jenis kebutuhan manusia Berdasarkan tabel diatas, tujuan yang diinginkan oleh guru adalah memantau proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi baik proses maupun hasil evidence peserta didik sehingga guru akan menggunakan portofolio dokumentasi. Kemampuan yang diharapkan dari siswa adalah melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoiser, hukum Proust dan mengkorelasikan hubungan antara volume gas dengan jumlah partikelnya pada keadaan yang sama. J. Penentuan Isi Portofolio Tahapan berikutnya dalam asesmen portofolio setelah tujuan penilaian ditetapkan adalah menentukan isi portofolio. Pada tahapan ini, isi dan bahan asesmen portofolio harus mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. Isi portofolio harus menunjukkan kemampuan peserta didik yang sesuai dengan apa yang diharapkan pada standar kompetensi, kompetensi dasar, atau indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Berdasarkan contoh standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pada tabel, isi dokumen yang ditugaskan oleh guru adalah lembar kerja siswa, laporan praktikum, membuat rangkuman sejarah hukum Lavoiser, Proust dan Avogadro. Di samping evidence yang ditugaskan oleh guru, guru juga memberikan penilaian terhadap keterampilan laboratorium peserta didik yang kemudian diserahkan sebagai bukti tentang kemampuan siswa dalam melakukan eksperimen. Beberapa hal yang penting dalam penentuan isi asesmen portofolio adalah sebagai berikut: a) Guru harus menentukan isi portofolio yang akan dilaksanakannya. b) Guru harus menunjukkan hubungan antara pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar. c) Guru harus menentukan banyaknya portofolio yang akan digunakan sebagai bahan penilaian. d) Guru harus menetukan relevansi antara evidence peserta didik dengan tujuan yang akan dinilai. e) Guru harus menentukan bagaimana suatu evidence dikerjakan oleh peserta didik sendiri, kerja kelompok, atau pertolongan guru. Selain hal-hal tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan lainnya dalam pemilihan isi portofolio, diantaranya: a) Siapa yang memilih? Pihak yang memilih ditentukan oleh tujuan. Apabila tujuan portofolio lebih pada pemberian kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan hasil belajarnya, maka siswa harus diberi kesempatan juga untuk memilih calon isi portofolio. Akan tetapi, apabila portofolio lebih ditekankan pada usaha guru untuk menilai dan memperbaiki hasil pembelajarannya, guru harus menentukan apa saja yang harus disajikan dalam portofolio. b) Bagaimana memilih? Ada beberapa cara menentukan butir-butir yang perlu disajikan dalam portofolio. Guru dan siswa harus bekerja sama untuk menentukan butir-butir itu. Dan setelah ada kesepakatan perlu dibuat daftar kategori atau pedoman tertulis. c) Bagaimana melibatkan siswa? Siswa perlu menjelaskan secara tertulis, mengapa suatu butir atau topik perlu disajikan dalam portofolio masing-masing. Bila perlu siswa dan guru dapat melakukan diskusi tentang hal tersebut. d) Bagaimana peranan guru? Disamping membantu siswa, guru perlu mengambil sampel isi portofolio, terutama dalam rangka memahami cara-cara siswa berpikir, bekerja, bekerja sama dalam kelompok, dan bagaimana pemahaman siswa atas pemahaman materi tertentu berkembang. e) Bagaiman kriteria eksternal? Guru atau pihak lain yang menugasi siswa membuat portofolio dapat menggunakan kriteria tertentu untuk mengetahui cara-cara siswa mendekati masalah atau perkara tertentu. Dalam hal demikian, guru dapat mendiskusikan kriteria itu dengan sesama guru atau dengan pihak luar tersebut. f) Kapan harus dipilih? Waktu kapan butir-butir dipilih untuk dimasukkan kedalam portofolio tergantung pada tujuan. Apabila hasil yang menjadi tujuan, maka hasil kerja terbaik saja, atau hasil kerja terakhir sajayang perlu dimasukkan ke dalam portofolio. Akan tetapi kalau kemajuan siswa lebih dipentingkan, maka portofolio harus berisi bukti-bukti tentang perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa atau perkembangan sikap siswa. g) Apa yang perlu dilakukan oleh guru terhadap setiap isi? Selain menilai, guru sebaiknya memberikan komentar pada setiap butir isi portofolio, baik yang berupa saran peningkatan belajar, maupun yang berupa pujian atas prestasi siswa yang bersangkutan. K. Bahan-bahan Penilaian Portofolio Bahan-bahan penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu : 1. Penghargaan yang diperoleh peserta didik, baik tertulis maupun lisan, seperti sertifikat hasil lomba atau catatan guru tentang penghargaan lisan yang pernah diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu. 2. Hasil pekerjaan peserta didik, seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), kliping, gambar, hasil ulangan, hasil kerja kelompok, dan hasil rangkuman. 3. Catatan/laporan daro orang tua peserta didik atau teman sekelas. 4. Catatan pribadi peserta didik, seperti bukti kehadiran, hasil oresentasi dari tugas-tugasyang selsai dikerjakan, catatan-catatan kejadafian khusus (anecdotal records), dan daftar kehadiran. 5. Bahan-bahan lain yang relevan, yaitu : a) Bahan yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan yang dialami peserta didik. b) Bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalm pengambilan keputusan tentang kurikulum dan pembelajaran. 6. Alat-alat audio-visual, vidio atau disket. Setelah bahan portofolio dikumpulkan, kemudian disusun akan disimpan dalam sebuah dokumen. Dalam rangka penataan sebuah dokumen, guru hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Setiap dokumen harus dibuat identitas peserta didik, seperti nama, nomor induk, kelas, dan nama sekolah. 2) Untuk mempermuda pengecekan isi dokumen, maka setiap dokumen harus dibuat daftar isi dokumen. 3) Isi dokumen harus dimasukkan ke dalam satu map atau folder dan disusun secara sistematis sesuai dengan kompetemsi yang telah ditetapkan 4) Isi dokumen hendaknya dikelompokkan sesuai dengan mata pelajaran dan setiap mata pelajaran diberikan warna berbeda 5) Setiap isi dokumen harus ada catatan atau komentar dari orang tua 6) Isi dokumen hendaknya tidak ditentukan sepihak oleh guru, tetapi harus merlibatkan peserta didik melalui proses diskusi Disamping itu, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dokumntasi portofolio, antara lain kelengkapan dan ketepatan data, ketepatan waktu, tingkat keterbacaan, praktis, sistematis, dan revelan. Mengembangkan kriteria penilaian Kriteria penilaian harus dirumuskan dengan jelas baik yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diharapkan. Kriteria penilaian yang digunakan dalam penilaian portofolio bahasa indonesia misalnya yang berkaitan dengan pembuatan sinopsis atau ringkasan cerita antara lain: NO Kriteria Skor 1 Sistematika 0-20 2 Keseuaian isi cerita dengan judul buku 0-35 3 Alur 0-15 4 EYD 0-20 5 Bentuk dan kerapian tulisan 0-10 Beberapa kriteria penilaian yang dapat digunakan antara lain: • Kurang baik, 2) Baik, 3) Baik sekali Atau • Jelek sekali, 2) Jelek, 3) Sedang, 4) Baik, 5) Baik sekali L. Penentuan Kriteria Penilaian Penilaian portofolio merupakan proses penilaian yang berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan khususnya aspek psikomotor atau unjuk kerja peserta didik dalam satu periode tertentu. Dalam melakukan penilaian portofolio harus memperhatikan hal-hal berikut : • Asli, artinya tugas yang dinilai adalah asli dari peserta didik. • Adanya rasa kepercayaan antara guru dan peserta didik,baik dalam proses penilaian maupun menjaga rahasia tentang pengumpulan hasil belajar. • Join Ownershif antara guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling memiliki berkas-berkas portofolio. • Identitas yang tercantum dalam portofolio sebaiknya berisi keterangan tentang bukti yang mampu menumbuhkan semangat peserta didik untuk lebih meningkatkan kreativitasnya. • Adanya kesesuaian antara hasil informasi hasil belajar yang tercantum dalam kurikulum. • Penilaian portofolio mencakup penilaian proses dan hasilbelajar. • Penilaian portofolio terintegrasi dengan proses pembelajaran. Model atau teknik penilaian portofolio memerlukan langkah-langkah sebagai berikut : • Menjelaskan kepada peserta didik bahwa tidak hanya merupakan kumpulan karya/tugas yang dipergunakan oleh guru untuk penilaian,melainkan digunakan juga oleh peserta didik itu sendiri.untuk mengetahui kemampuan,ketrampilan,bakat dan minat yang dimiliki terhadap suatu mata pelajaran. • Menentukan bersama antar peserta didik dengan guru terhadap sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. • Kumpulkan dan simpanlah semua portofolio masing-masing peserta didik, dalam satu map folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing sekolah. • Berilah identitas waktu dari setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga bisa terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. • Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio beserta bobotnya dengan peserta didik sebelum mereka membuat karyanya. • Seorang guru meminta kepada peserta didik untuk menilai hasil karyanya secara berkesinambungan. • Setelah portofolio dinilai dan hasilnya belum memuaskan ,maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaikinya (remedial). • Akan lebih baik jika dibuat jadwal untuk membahas protofolio dengan mengundang orangtua atau wali peserta didik untuk menjelaskan betapa pentingnya ortofolio supaya orang tua wali dapat mengetahui perkembangan atau pertumbuhan belajarnya. Ketika tujuan dan isi portofolio sudah dinyatakan secara jelas, maka tahapan berikutnya adalah menetukan kriteria penilaian. Kriteria penilaian yang akan digunakan dalam portofolio dapat segera dibuat untuk meyakinkan bahwa isi yang akan dimasukkan ke dalam portofolio telah benar-benar mengandung evidence yang diharapkan dalam indikator pencapaian hasil belajar. Kriteria asesmen portofolio sangat bergantung kepad karakteristik kompetensi dasar yang telah ditentukan. Kriteria asesmen portofolio juga sangat bergantung kepada bagaimana cara penilaian dan portofolio yang akan dinilai. M. Penentuan Format Penilaian Portofolio Tahapan berikutnya setelah penentuan kriteria penilaian adalah menentukan format kriteria penilaian. Semua kriteria penilaian dituangkan dalam format penilaian. Format penilaian yang disajikan dapat digunakan untuk menilai pencapaian kemampuan peserta didik sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Berikut ini adalah contoh format penilaian, kriteria penilaian beserta proses pencapaiannnya dalam mata pelajaran Ekonomi. Contoh Format penilaian Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Semester 2 Kompetensi dasar : mendeskripsikan Koperasi Sekolah dan Pengembangannya Nama Peserta Didik Faris Amir Faisal Tanggal : 30 Maret 2013 Indikator Penilaian 1. Menjelaskan pengertian koperasi dan koperasi sekolah 2. Menganalisis pengembangan koperasi sekolah 3. Memahami pergitungan dan pembagian Sisa Hasil Usaha di koperasi tersebut. Dicapai melalui: • Pertolongan guru • Seluruh kelas • Kelompok kecil • Sendiri Komentar orang tua Kurang baik Baik Baik sekali Komentar guru: Faris sudah baik dalam menjelaskan pengertian koperasi dan koperasi sekolah, mampu menganalisis pengembangan koperasi sekolah tetapi masih kurang dalam memahami perhitungan dan pembagian Sisa Hasil Usaha di koperasi tersebut. Komentar siswa: N. Pelaporan Asesmen Portofolio Dalam pengembangan asesmen portofolio, guru biasanya melakukan pemantauan kemajuan peserta didik dengan membandingkan portofolio terhadap peta kemampuan pengetahuan dan pemahaman yang harus dicapai dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang terdapat didalam kurikulum. Asesmen portofolio bukan merupakan sistem penilaian satu-satunya sehingga harus dikombinasikan juga dengan bentuk penilaian yang lain. Dalam penerapan asesmen portofolio sangat diperlukan kejujuran dan objektivitas yang konsisten dari semua pihak, baik guru, orang tua, maupun pihak lain. Asesmen portofolio lebih menekankan pada penilaian proses dan hasil sehingga hasil asesmen portofolio hendaknya memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam kegiatan pembelajaran untuk mengadakan negosiasi mengenai pola pembelajaran dan pendewasaan siswa. Oleh karena itu, asesmen portofolio dituntut memberikan informasi secara menyeluruh mengenai: • Perkembangan pemahaman dan pemikiran peserta didik dalam kurun waktu tertentu tentang standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan dalam kurikulum. • Evidence peserta didik yang berkaitan dengan bakat dan keterampilan khusus. • Evidence peserta didik selama periode dan kurun waktu tertentu. • Refleksi nilai-nilai peserta didik sebagai individu baik segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil asesmen portofolio pada umumnya dapat berbentuk skor, grafik atau deskriptif. Pekerjaan guru selanjutnya adalah membuat suatu rumusan bagaimana skor itu akan dianalaisis dan ditafsirkan sehingga kesimpulan akhir tentang kemampuan peserta didik sudah merupakan nilai keseluruhan berbagai aspek. Guru harus menempatkan peserta didik dalam peta kemampuan dengan memberi bobot tertentu serta bagaimana membuat kesimpulan akhir yang bersifat komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan. Laporan hasil belajar dibuat dalam peta perkembangan yang memuat deskripsi dan uraian perkembangan kompetensi dasar, hasil belajar, atau indikator hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Peta kemampuan dapat digunakan guru untuk memantau kemampuan belajara peserta didik. Kemampuan hasil belajar bertujuan untuk: • Acuan bagi guru dalam memantau perkembangan belajar peserta didik. Peta kemampuan harus dibuat berdasarkan data yang akurat, yang menggambarkan kemampuan yang kompleks untuk dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan peserta didik. • Acuan bagi guru dalam mengestimasi pencapaian. Estimasi pencapaian pengetahuan siswa diperoleh berdasrkan bukti nilai tugas portofolio yang telah dikerjakan. Dalam melakukan estimasi, guru harus memperhatikan kualitas dan akurasi seluruh evidence yang telah dikerjakan peserta didik dan dinilai. Langkah kedua yang harus dilakukan adalah menentukan skala lokasi pada peta. Skala lokasi pada peta dimaksudkan untuk menentukan kemampuan siswa pada suatu pokok garis perkembangan. Dengan skala lokasi ini guru dapat dengan mudah menentukan tingkat pencapaian dan memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Langkah Pengembangan Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran ekonomi Tahapan asesmen portofolio Dimensi Tahapan Menetapkan tujuan portofolio • Menetapkan tujuan asesmen portofolio. • Menentukan tujuan instruksional masing-masing asesmen portofolio. • Mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi. Menetapkan isi portofolio • Menetapkan evidence • Menetapkan rentang evidence • Mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi. Menetapkan seleksi portofolio • Menetapakan prosedur seleksi evidence • Menetapkan cara mengelola asesmen portofolio • Mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan tujuan portofolio. Menetapkan yang akan dinilai dari kriteria penialian • Menentukan fokus penilaian individu atau kelompok • Mendeskripsikan kriteria penilaian • Meyakinkan bahwa kriteria yang dikembangkan sudah jelas dan mudah dikomunikasikan • Meyakinkan bahwa kriteria yang dikembangkan sudah tidak diskriminatif • Mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan tujuan penilaian Menetapkan metode untuk estimasi dan pelaporan kedudukan peserta didik dalam peta kemampuan • Menetapkan metode untuk melaporkan kedudukan peserta didik dalam peta kemampuan. • Mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan tujuan asesmen portofolio Sumber: Nahadi dan Cartono, 2007 O. Kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio 1) Kelebihan model penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut: a. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri b. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di kelas. c. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan, baik di kelas maupun di luar kelas dalam rangka implementasi program pembelajaran. d. Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian. e. Member kesempatan peserta didik untuk meningkatkan kemapuan mereka f. Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran masyrakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik g. Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-assessment), refleksi, dan mengembangkan kemepuan berpikirkritis (critical thinking) h. Memungkinkan guru melakukan penilaian secara flesibel, tetapi tetap mengacu pada kompetensi dasar dan indicator hasil belajar yang ditentukan i. Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk merancang dan menilai kemajuan belajar j. Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik yang pandai dan kurang pandai k. Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar peserta didik Salah satu prinsip pembelajaran adalah “Mulai dari konkret ke abstrak”. Prinsip itu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi tentang suatu perkara yang dipilihkan oleh guru. Siswa akan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran dan penilaian, jika siswa juga ikut memilih hal yang harus dieksplorasi, sesuai dengan minatnya atau gaya belajarnya. Portofolio merupakan tempat bagi siswa untuk secara aktif memilih hal yang dieksplorasi, dan menunjukkan bukti tentang kompetensi siswa, di luar hasil tes. Dengan kata lain, di samping mengaktifkan siswa, portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam penilaian atas dirinya. Tes yang lazim pada masa-masa lalu kebanyakan lebih menekankan pentingnya menilai pemahaman materi pelajaran daripada pengetahuan siswa tentang kaidah, algoritma, prosedur, dan cara berpikir. Dalam hal pembelajaran yang menuntut penguasaan materi serta pemilikan keterampilan dan sikap yang baik, akan lebih baik jika digunakan instrument penilaian yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya dalam memecahkan masalah, bernalar, berkomunikasi, melakukan penyelidikan, dan berkreasi. Untuk maksud tyersebut, portofolio merupakan salah satu instrumen yang cocok. Siswa SLTP, SMU, dan SMK tentu berpendapat bahwa materi pelajaran yang “penting” adalah materi yang diujikan atau yang sering muncul dalam tes. Dengan portofolio, yang semua isinya akan dinilai, siswa dapat diharapkan akan memberikan perhatian yang tinggi pula kepada bagian-bagian yang tidak diujikan atau tidak masuk dalam tes. Jika guru ingin agar siswanya suka melakukan penyelidikan atau melakukan eksplorasi, tidak sekedar menghafal, dan siswanya tidak mudah melupakan materi tertentu, maka penggunaan portofolio penilaian merupakan jalan yang cocok untuk maksud itu. Belajar merupakan proses yang panjang. Untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang sesuatu, siswa memerlukan banyak pengalaman (banyak membaca, banyak merenungkan, banyak komunikasi, memecahkan banyak masalah, dan sebagainya.). Pembentukan gambar tentang kompetensi siswa juga memerlukan berbagai instrumen penilaian. Portofolio yang berisi koleksi produk siswa, dan laporan proses yang dilalui oleh siswa, yang meliputi rentang waktu yang panjang, dapat memberikan gambaran yang relatif lengkap tentang perkembangan dan kompetensi siswa yang bersangkutan. 2) Adapun kekurangan penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut: a. Membutuhkan waktu dan kerja keras ekstra b. Penilaian portofolio dianggap kurang reliable dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain c. Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang mendapat perhatian d. Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher oriented, kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas peserta didik akan terbelenggu sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik e. Orangtua peserta didik sering berpikir skeptic karena laporan hasil belajar anaknya tidak berbentuk angka f. Penilaian portofolio masih relative baru sehingga banyak guru, orangtua, dan peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya g. Tidak tersedianya criteria penilaian yang jelas h. Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat dikuranginya penggunaan angka i. Sulit dilakukan terutam menghadapi ujian dalam skala nasional j. Dapat menjebak peserta didik jika selalu sering menggunakan format yang lengkap dan detail BAB III KAJIAN EMPIRIS A. Pembelajaran Berbasis Portofolio dalam Pembelajaran Ekonomi Seorang guru mata pelajaran ekonomi yang professional, dalam melasanakan tugas pembelajaran dituntut menguasai komptensi atau kemampuan dasar pembelajaran dari aspek keilmuan. Salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai guru adalah keterampilan mengembangkan model pembelajaran ya. Dalam penilaian portofolio ada dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II satu siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam siklus I perencanaan ini dilakukan dengan cara: a. Guru menentukan tujuan portofolio dan menganalisis kegiatan portofolio yang akan dilakukan berdasarkan kompetensi dasar yang akan dicapai dalam setiap siklus (Jean Keers dalam Sumarna,2006). b. Menyusun tugas yang diberikan secara individu dalam lembaran kerja. c. Menyiapkan segala sesuatu sesuai dengan yang diperlukan pada waktu penelitian yaitu RPP, Bahan ajar, dan media pembelajaran. d. Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui sejauh mana materi yang telah dikuasai siswa berupa soal kuis, dan soal tes. e. Menyiapkan format analisis hasil evaluasi, berupa lembar penilaian portofolio untuk guru dan siswa. f. Menyusun instrument untuk alat observasi, berupa lembar pengamatan aktivitas siswa. g. Penelitian dilakukan 2 siklus. Siklus dilakukan 2 x pertemuan dan diadakan tes ulangan harian. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai perencanaan siklus kedua. Pelaksanaan sesuai dengan langkah yang telah direncanakan, tindakan yang dilaksanakan yaitu: a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam RPP. b. Memberi tugas portofolio sesuai dengan analisis penilaian portofolio pada kompetensi dasar yang diambil. c. Melaksanakan portofolio sesuai langkah langkah dan tujuan penilaian. d. Memberikan tugas portofolio berupa Soal Kuis yang diberikan kepada siswa di awal pelajaran untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari, tugas harian berupa tugas mandiri mencari artikel , soal tes diberikan kepada siswa si akhir jam pelajaran. Contoh tugas portofolio dan pedoman penilaian TUGAS PORTOFOLIO Nama : ………………………. No. Induk : ………………………. Kelas/sem : X/2 Standar kompetensi Kompetensi dasar Indicator Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi Mengidentifikasi kebutuhan manusia • Menjelaskan pengertian kebutuhan manusia. • Menyebutkan 5 macam kebutuhan manusia. • Memberikan contoh dari 5 macam kebutuhan manusia ANALISIS: Berdasrkan pemetaan SK/KD/INDIKATOR diatas, pencapaian KD tersebut akan lebih mudah dengan diberikan tugas-tugas dalam bentuk portofolio. Tujuan diberikan portofolio ini adalah dalam rangka memantau perkembangan peserta didik pada proses pembelajaran. TUGAS PORTOFOLIO • Menulis sebuah artikel yang ada kaitannya dengan ekonomi yakni kebutuhan manusia. Misalnya membuat artikel singkat mengenai jenis-jenis kebutuhan manusia yang setiap harinya digunakan untk memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan melengkapkan gambar-gambar dan bentuk/cirri khusus dan manfaatnya untuk manusia selanjutnya. • Buat laporan untuk kegiatan ini beserta: - Bukti refernsi (copy, printed) - Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian - Data pengumpulan etiket (hari, tanggal, bulan, tempat penelitian, dan sebagainya) - Lain-lain yang dianggap penting untuk disertakan sebai informasi • Laporan dikumpulkan paling lambat minggu ke 4 bulan desember 2013 Jadwal kegiatan pelaksanaan penyusunan portofolio: (disusun bersama oleh guru dan siswa) No Kegiatan Februari (minggu ke) Maret (minggu ke) keterangan 3 4 1 2 3 4 1 Mendapat tugas x 2 Merencanakan kegiatan x 3 Monitoring ke 1 x Melaporkan hasil pengumpulan pertama 4 Monitoring ke 2 x Melaporkan hasil pengumpulam kedua 5 Pengecekan kelengkapan data dan bukti x 6 Penyusunan laporan x 7 Penjilidan laporan X 8 Penyerahan laporan x FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN No Aspek-aspek Penilaian Indikator Skor Keterangan 01 Persiapan Bahan Mental Fisik 02 Proses Tahapan Ketrampilan Kerjasama 03 Penampilan Percaya Diri Penugasan Daya Tarik Jumlah skor Nilai Bandung, Guru, ................................................... FORMAT PENILAIAN LEMBAR KERJA No Kompetensi Indikator Skor Keterangan 01 Pemahaman Materi Akurat 02 Sintesis Tepat 03 Penyimpulan Sesuai 04 Penampilan Rapi dan Menarik Jumlah Skor Nilai Bandung, Guru, ................................................... FORMAT PENILAIAN KARYA TULIS No Kompetensi Indikator Skor Keterangan 01 Kualitas Informasi - Akurat - Cermat - Teliti - Seksama 02 Pengorganisasian Gagasan (masalah) - Tepat - Runtut 03 Kebahasaan - Tata Bahasa - Gaya Bahasa 04 Penampilan - Rapi - Menarik Jumlah Skor Nilai Bandung, Guru, ................................................... FORMAT PENILAIAN PORTOFOLIO TAMPILAN No Aspek-aspek Penilaian Indikator Skor Keterangan 01 Isi 02 Tampilan 03 Penyampaian Jumlah skor Nilai Bandung, Guru, ................................................... LEMBAR PENILAIAN PENAMPILAN Judul Penampilan : ..................................... Kelas/Kelompok : ...................................... Petunjuk Penilaian : 1. Setiap Kriteria diberi skor dalam skala 5 (1-5) 2. Skor 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = baik, 5 = istimewa No. Aspek-aspek Penilaian Skor Bobot Nilai x Bobot 01 02 03 04 05 06 07 08 Judul Masalah Metode Penulisan Landasan Teori Sistematika Penulisan Pembahasan Simpulan Bahasa : - Tata Bahasa - Gaya Bahasa 1 1 1 2 1 2 1 1 Jumlah 10 Nilai Akhir = Jumlah Nilai x Bobot Jumlah Bobot Catatan : ......................................................................................................................... Bandung, Guru, FORMAT PENILAIAN FORMATIF dan SUMATIF Jenis Tes No Tanggal Pokok Bahasan Nilai Paraf Guru Keterangan Formatif (A) 01 02 03 dst Jumlah Rata-rata Sumatif (B) Tanggal : Jumlah A dan B Rata-rata A dan B FORMAT REKAMAN ANEKDOT No. Nama Siswa Perilaku yang Muncul Tanggal dan Waktu Penilaian Positif Negatif Bandung, Guru, .................................................. BAB III PENUTUP A KESIMPULAN Penilaian portofolio ini adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan atau tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik, sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam periode tertentu. Portofolio merupakan catatan atau kumpulan hasil karya siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio ini digunakan dalam sistem penilaian, yang dikenal sebagai asesmen portofolio. Asesmen portofolio adalah suatu upaya menghimpun kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Prinsip-prinsip yang berlaku dalam asesmen portofolio adalah kepercayaan, kerahasiaan, milik bersama, kepuasan, kesesuaian, proses dan hasil. Asesmen portofolio digunakan untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran, sebagai feedback bagi guru juga bagi peserta didik untuk melakukan perbaikan selanjutnya dan sebagai media untuk laporan pada orang tua. Portofolio memiliki bentuk dan jenis yang beragam, sehingga guru dapat mengumpulkannya melalui banyak cara sesuai dengan tujuan, cara yang akan dipakai, tingkatan siswa atau jenis kegiatan yang dilakukan. Adapun tahapan dalam asesmen portofolio antara lain, penentuan tujuan portofolio, penentuan isi, penentuan kriteria penilaian, penentuan format penilaian, pengamatan dan penilaian portofolio, koleksi, seleksi evidence, refleksi, koneksi dan pelaporan penilaian portofolio. Contoh-contoh portofolio yang menjadi bahan penilaian adalah portofolio laporan eksperimen, makalah untuk dipresentesikan, tugas-tugas individu atau kelompok (tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan yang dibuat siswa). Beberapa perbedaan pokok antara tes sebagai suatu teknik atau alat penilaian yang selama ini digunakan guru dengan penilaian portofolio sebagai salah satu inovasi dalam pelaksanaan penilaian, diantaranya yaitu: NO TES NO PENILAIAN PORTOFOLIO 1 Tes biasanya dilakukan untuk menilai kemampuan intelektual siswa melalui penguasaan materi pembelajaran 1. Penilaian portofolio menilai seluruh aspek perkembangan siswa baik intelektual, minat sikap, dan keterampilan. 2. Guru berperan sangat dominan dalam proses penilaian sedangkan siswa berperan sebagai orang yang dinilai. 2. Peserta didik terlibat dalam proses penilaian dengan menilai dirinya sendiri mengenai kemampuan beserta dalam perkembangannya. 3. Kriteria penilaian ditentukan satu untuk semua. 3. Kriteria penilaian ditentukan sesuai dengan kriteria siswa. 4. Keputusan berdasarkan penilaian ditentukan sendiri oleh guru. 4. Proses penilaian beserta pengambilan keputusan dilakukan dengan cara kolaboratif antara guru, siswa, dan orang tua. 5. Penilaian dilakukan dengan berorientasi pada pencapaian hasil belajar. 5. Penilaian berorientasi pada kemajuan, usaha yang dilakukan siswa termasuk pencapaian hasil belajar. 6. Penilaian merupakan kegiatan yang terpisah dari proses pembelajaran. 6. Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. 7. Penilaian melalui tes biasanya dilakukan pada akhir program pembelajaran. 7. Penilaian portofolio dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun tahapan-tahapan penilaian portofolio yaitu: • Penentuan Tujuan Portofolio • Penentuan isi portofolio • Mengembangkan kriteria penilaian • Menyusun format penilaian • Pengamatan dan penilaian portofolio • Koleksi • Seleksi • Refleksi • Sumber dan pengorganisasian Menurut Barton dan Collins dalam S.Surapranta dan M.Hatta (2004) terdapat beberapa karakteristik esensial penilaian portofolio, yaitu multisumber, autentik, dinamis, eksplisit, integrasai, kepemilikan, dan beragam tujuan. Prinsip-prinsip yang berlaku dalam asesmen portofolio adalah kepercayaan, kerahasiaan, milik bersama, kepuasan, kesesuaian, proses dan hasil. Asesmen portofolio digunakan untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran, sebagai feedback bagi guru juga bagi peserta didik untuk melakukan perbaikan selanjutnya dan sebagai media untuk laporan pada orang tua. Portofolio memiliki bentuk dan jenis yang beragam, sehingga guru dapat mengumpulkannya melalui banyak cara sesuai dengan tujuan, cara yang akan dipakai, tingkatan siswa atau jenis kegiatan yang dilakukan. Adapun tahapan dalam asesmen portofolio antara lain, penentuan tujuan portofolio, penentuan isi, penentuan kriteria penilaian, penentuan format penilaian, pengamatan dan penilaian portofolio, koleksi, seleksi evidence, refleksi, koneksi dan pelaporan penilaian portofolio. Contoh-contoh portofolio yang menjadi bahan penilaian adalah portofolio laporan eksperimen, makalah untuk dipresentesikan, tugas-tugas individu atau kelompok (tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan yang dibuat siswa). DAFTAR RUJUKAN Dasim Budimansyah. (2002). Model pembelajaran dan penilaian berbasis portofolio. Bandung: Genesindo. Fajar Arnie. 2004. Portofolio dalam Pelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sinaradi, F. 2001. “Metode Penilaian Hasil belajar Peserta Didik dengan Portofolio”. Dalam P. Suparno, dkk. (peny.). 2001. Menuju Pempelajaran Aktif. Yogyakarta: Penerbitan USD. Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. 2006. Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. http://afifabdul.blogspot.com/2010/12/penilaian-portofolio.html http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2089180-penilaian portofolio/#ixzz0EHwEbth0

No comments: